Friday, April 12, 2013

Transjakarta yang terkenal sering mogok

Cerdik saat Rush Hours

Driver and Security on board @ Transjakarta

Jika anda pengguna Transjakarta (TJ) pasti sudah tidak heran lagi dengan kondisi armada ataupun kurangnya pelayanan, terutama ketepatan waktu, yang diberikan kepada penggunanya. Hal yang membuat itu semakin miris adalah pada saat jam pulang kantor (Rush Hours) dan kondisi yang cukup menyedihkan dialami penumpang di koridor 2 (jurusan Pulo Gadung) dan koridor 3 (Kalideres). Lihat saja kondisi armada yang dipakai! memang sebagian masih cukup baik untuk dioperasikan. Namun, tidak sedikit pula armada yang AC-nya mati sehingga terasa seperti ruang sauna. Diperburuk oleh bau-bau badan yang tidak sedap, yang menyempurnakan ketidaknyamanan dari penumpang Transjakarta. Selain itu antrian penumpang pada dua koridor ini semakin memperparah kondisi yang ada di lapangan. setiap ada Bus yang kosong, semua orang langsung saja mendorong secara brutal orang-orang yang ada di depan, yang akhirnya memicu kemarahan petugas-petugas yang berjaga di Shelter Harmoni. Walaupun sudah banyak usaha yang dilakuakn, sepertinya belum memberikan perubahan yang cukup signifikan.

Beberapa minggu yang lalu, saya menemukan kecerdikan yang dilakukan supir dan security on board di Transjakarta. Saat itu saya sedang menuju ke rumah sehabis dari kampus dan saya naik Transjakarta koridor 2. Ketika bus hendak berhenti di Shelter Monas, supir Transjakarta memberhentikan bus dan memposisikan pintu masuk hanya seperempat dari lebar pintu Shelter Monas. Jadi, bayangkan saja, pintu yang seharusnya terbuka lebar, hanya muat untuk satu orang saja. Petugas pintu Transjakarta juga membantu memberitahukan kepada supir untuk memposisikan bus supaya pintu tidak sepenuhnya berada tepat didepan pintu Shelter Monas. Pada saat itu, yang terjadi adalah, orang yang bisa naik hanya 2-3 orang, itu pun dengan usaha yang cukup karena hanya bisa masuk bergantian (padahal dari dalam Transjakarta ada yang mau keluar).

Kejadian itu membuat saya tersenyum sendiri di dalam Transjakarta. Namun, itu membuat saya berpikir satu poin pertanyaan, yakni "Apakah pemakai jasa Transjakarta terlalu brutal dan sulit untuk diberitahu sehingga dari pihak Transjakarta (supir dan security on board) harus melakukan hal demikian?" Namun, di satu sisi tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah DKI Jakarta memang mencanangkan program pengurai kemacetan dengan menggunakan public transport. Ini menjadi poin lain (bukan untuk membenarkan perilaku 'brutal' pengguna Transjakarta) bahwa Management Transjakarta memang harus melakukan perbaikan terhadap infrastruktur dan service yang diberikan. Transjakarta harus melihat bahwa mereka menjadi salah satu public transport yang cukup diandalkan untuk membantu mengurai kemacetan Jakarta dan dipandang lebih 'manusiawi' dibandingkan bus-bus kopaja/kopami/PPD yang memang rawan kejahatan, terknal ugal-ugalan dan armada yang sudah tidak nyaman.

So, bagi kalian yang akan menggunakan Transjakarta jadilah penumpang yang taat aturan. Tidak ada salahnya mengikuti aturan yang ada. Kalau armadanya sudah penuh JANGAN DIPAKSAKAN!! kasihan bagi mereka-mereka yang tergencet atau harus menghirup bau-bau tidak sedap. Jadikan Transjakarta public transport yang 'manusiawi', jangan sampai disamakan sama kopaja/kopami/PPD yang terkenal ugal-ugalan dan rawan kejahatan.

Salam,
Job Onesimus ...

No comments :

Post a Comment